Dari Poerwosari Weg Menjadi Jalan Slamet Riyadi

Authors

  • Nur Aeni Nur Aeni Universitas Negeri Semarang, Indonesia
  • Nina Witasari Universitas Negeri Semarang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22515/isnad.v5i02.10052

Abstract

Artikel ini membahas perubahan lingkungan di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, yang sebelumnya dikenal sebagai Poerwosari Weg atau Jalan Purwosari, pada periode 1893-1966. Perubahan signifikan di sepanjang jalan ini mencakup transformasi bentuk dan fungsi lahan serta bangunan, yang mencerminkan perkembangan sosial, budaya, dan politik pada masa kolonial hingga pascakemerdekaan. Selain itu, sejumlah peristiwa bersejarah menjadikan Jalan Slamet Riyadi memiliki peran penting sebagai pusat aktivitas masyarakat Solo. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan empat tahapan utama: heuristik untuk pengumpulan data, kritik sumber untuk mengevaluasi keabsahan data, interpretasi untuk menganalisis makna, dan historiografi untuk menyusun hasil penelitian secara naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jalan Slamet Riyadi tidak hanya berfungsi sebagai jalan utama di Kota Solo, tetapi juga menjadi simbol integrasi tiga kekuatan pemerintahan: Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran sebagai pemerintahan pribumi, serta Residen Surakarta sebagai representasi pemerintah kolonial. Jalan ini juga memainkan peran penting sebagai jendela modernitas bagi Kota Solo, menggambarkan dinamika transformasi yang terjadi di berbagai bidang kehidupan masyarakat, termasuk arsitektur, infrastruktur, dan budaya. Dengan demikian, Jalan Slamet Riyadi menjadi representasi penting dalam sejarah perkembangan Kota Solo, tidak hanya sebagai ruang fisik tetapi juga sebagai simbol identitas dan dinamika kehidupan masyarakat. Jalan ini mencerminkan perjalanan panjang perubahan yang menyatukan elemen tradisional dan modern dalam satu ruang yang terus berkembang.

Kata Kunci: jalan; perubahan; lingkungan; Solo.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-12-18

Citation Check