Bangunan Harmonisasi Dakwah Sufi Indonesia: Studi Atas Syi’ir Doa Jawa KH Dalhar

Authors

  • Nor Kholis UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22515/isnad.v5i02.10242

Abstract

Abstrak: Model dakwah para ulama sufi Indonesia mampu memadukan secara harmoni antara lokalitas budaya, nilai keislaman dan kondisi sosial masyarakat, sehingga mudah diterima secara luasArtikel ini membahas harmonisasi dakwah KH Dalhar melalui media Syi’ir Doa Jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika untuk memahami setiap “tanda-tanda” yang terbangun didalamnya. Hasil penelitian menunjukan ada tiga aspek bangunanan harmonisasi dakwah KH Dalhar di dalam Syi’ir Doa Jawa tersebut. Pertama, aspek lokalitas dengan mempertimbangkan tata nilai kebahasaan yang mudah dipahami oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari masyarakat setempat. Kedua, aspek ruhaniyah yang disisipkan dengan cara yang luwes dan mudah diucapkan di dalam tiap bait syi’irnya. KH Dalhar selalu menyisipkan nilai illahiyyah melalui lafadz “Allahumma” di setiap awal syi’ir doanya. Ketiga, aspek jasmaniyah dengan menghadirkan sisi nilai ekonomi sebagaimana tersirat di dalam syi’irnya. Kata-kata seperti “biso nyandang” (bisa berpakaian), “biso ngeliwet” (bisa makan) dan “sugih” (kaya) menunjukan adanya dorongan membangun etos kerja bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketiga aspek tersebut mencerminkan harmonisasi dakwah ulama Sufi Indonesia yang adaptif, kreatif, dan seimbang, sehingga mendatangkan kemaslahatan dan sesuai dengan perkembangan zaman.

 Kata Kunci: Syi’ir Doa Jawa; Harmonisasi Dakwah; KH Dalhar.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-12-20

Citation Check