This is an outdated version published on 2021-12-30. Read the most recent version.

Pandangan Muhammadiyah dan NU Terhadap Kebijakan Pemerintah Orde Baru Mengenai Penyeragaman Hari Raya Idul Fitri

Authors

  • Anis Fatimah SMP BIRRUL WALIDAIN MUHAMMADIYAH SRAGEN, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22515/isnad.v2i2.4852

Keywords:

NU, New Order policy, Uniformity of Eid

Abstract

This paper tells about the New Order government policy in carrying out the uniformity of the Eid al-Fitr, thus demanding that several Islamic organization groups such as Muhammadiyah and NU carry out Eid al-Fitr simultaneously even though the method was always different in determining it. This research uses historical methodology through four main steps of historical method, namely: (1) heuristics, (2) source criticism, (3) interpretation, and (4) historiography. The results of this study indicate that government policies during the New Order era greatly influenced the politics of Islamic mass organizations in determining the time of Eid. This policy resulted in decisions that must be obeyed by all Indonesian people, especially Islamic organizations, so that the determination of the beginning of the qamariah month during the New Order period was almost always uniform.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anonim. 1979. ‘Gema Lebaran Idul Fitri 1 399’. Majalah Suara Muhammadiyah: No. 17. th. 59 Setember I .

AR. 1993. ‘Jangan Diperuncing Perbedaan Idul Fitri’. Harian Pikiran Rakyat

Asmaul Fauziyah, ‘Muhammadiyah Masa Orde Baru: Sikap Politik Muhammadiyah Terhadap Kebijakan Pemerintah Orde Baru Tahun 1968-1989’.(Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2019)

Ayung Notonegoro. 2019. ‘Kala Orde Baru Meringkus Hilal Ramadhan’. Alif.Id. Diakses pada tanggal 21 Sep. 20 pukul 17.04

Dewi, Eva Rusdiana. 2017. ‘Studi Analisis Terhadap Pandangan Nahdlatul Ulama Tentang Ulil Amri Dan Implikasinya Dalam Konteks Penentuan Awal Bulan Ramadlan, Hari Raya Idul Fitri Dan Hari Raya Idul Adha’. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo.

Dinda Nur Permatasari, ‘Pengelolaan Pelaksanaan Ibadah Haji Di Indonesia Zaman Orde Baru (1970-1998)’. (Jatinangor: Universitas Padjadjaran, 2018).

EH. 2017. “Cerita Lebaran Masa Penjajahan dan Pasca Kemerdekaanâ€. Diakses dari islamindonesia.id tanggal 27 Maret 2020 pukul 12.02

Fajar Iwantoro. ‘Dinamika Politik Muhammadiyah Pada Masasukarno Sampai Masa Soehartopada Tahun 1945-1998’. (Jember: Universitas Jember, 2014)

Greg Fealy. "Ijtihad Politik Ulama Sejarah NU 1952-1967". (Yogyakarta: LkiS, 2003).

Harismawan, Masyfuk. 2019. ‘Studi Analisis Terhadap Kriteria Wujudul Hilal Menurut Majelis Tarjih Dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah’. Semarang: UIN Walisongo.

Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities

Vol. 2. No. 2 June-November 2021 | 1-66

Himayatika, R. 2016. ‘Perbedaan Dan Persamaan Dalam Penentuan Awal Bulan Syawal 1992, 1993, 1994 Dan Awal Dzulhijjah 2000 Antara Nahdlatul Ulama Dengan Pemerintah’. Semarang: UIN Walisongo.

Irsyam, Mahrus. 1984. “Ulama Dan Partai Politik Upaya Mengatasi Krisisâ€. Jakarta: Yayasan Perkhidmatan.

IW. 1996. ‘Setuju Dalam Perbedaan’. Suara Muhammadiyah: No. 22 Thn Ke 81.

Izzudin, Ahmad. 2007. "Fiqih Hisab Rukyat Menyatukan NU Dan Muhammadiyah Dalam Penentuan Awal Ramadhan, Idul Fitri Dan Idul Adha". Jakarta: Erlangga.

Martin van Bruinessen, “NU, Tradisi, Relasi-Relasi Kuasa Pencarian Wacana Baru†(Yogyakarta: LkiS, 2008)

Muttaqie, Okkie. 1996. ‘Pemerintah Tidak Perlu Dimusuhi’. Suara Muhammadiyah: No. 21 Th Ke 81.

Nurul Shobacha, ‘Strategi Politik Nahdlatul Ulama Di Era Orde Baru’. Jurnal Review Politik, Vol. 02 No. 01, 2012.

Oki Yosi, "Studi Analisis Hisab Rukyat Lajnah Falakiyah Al Husiniyah Cakung Jakarta Timur Dalam Penetapan Awal Bulan Qomariyah (Studi Kasus Penetapan Awal Syawal 1427 H / 2006 M)" (Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2011)

Qulub, Siti Tatmainul. 2015. "Telaah Kritis Putusan Sidang Itsbat Penetapan Awal Bulan Qamariyah Di Indonesia Dalam Perspektif Ushul Fikih". Jurnal Al-Ahkam, Vol. 25 No. 01.

Romadhoni, Ali. 2009. “Konsep Pemaduan Hisab Dan Rukyat Dalam Menentukan Awal Bulan Qamariah (Studi Atas Pandangan Ormas Muhammdiyah Dan NU)â€. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Ruskanda, Farid. 1996. "100 Masalah Hisab Dan Rukyat Telaah Syariah, Sains Dan Teknologi". Jakarta: Gema Insani Press.

Sakirman, “Kontroversi Hisab Dan Rukyat Dalam Menetapkan Awal Bulan Hijriah Di Indonesiaâ€, Jurnal El Falaky: Jurnal Ilmu Falak, Vol. 01. No. 01, 2017

Seff , Syaugi Mubarak. 2014. "Metode Penetapan Hari Raya Idul Fitri Di Indonesia Dalam Tinjauan Hukum Islam". Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Siti Tatmainul Qulub. "Telaah Kritis Putusan Sidang Itsbat Penetapan Awal Bulan Qamariyah Di Indonesia Dalam Perspektif Ushul Fikih". Jurnal Al-Ahkam, Vol. 25 No. 01, 2015,

Tono Saksono, “Mengkompromikan Rukyat Dan Hisabâ€. (Jakarta: Amytas Publicita, 2007)

Ulum, Miftahul. 2015. “Fatwa Ulama NU (Nahdlatul Ulama) Dan Muhammadiyah Jawa Timur Tentang Hisab Rukyatâ€. Jurnal Syaikhuna, Vol. 10 No. 1.

Wildani Hefni, "Ideological Political Contestation in the Discourse of Hisab Rukyat in Indonesia". Jurnal Penelitian, Vol. 16 No. 01 ,2019

Zaini Dahlan, “Kebijakan Pemerintah Orde Baru Terhadap Majelis Ta’lim (Studi Terhadap Penguasa Orde Baru Yang Memanfaatkan Pendidikan Untuk Kepentingan Politik)â€.Al- Fatih: Jurnal Pendidikan Dan Keislaman, Vol. I. No. 01 Januari –Juni’, 2018.

Downloads

Published

2021-12-30

Versions

Citation Check