VERNAKULARISASI FIKIH SALAT: Studi Atas Kitab-Kitab Fasalatan di Jawa Abad XX

Authors

  • Jamaluddin Jamaluddin UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto, Indonesia
  • Ansori Ansori UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto, Indonesia
  • Affaf Mujahidah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22515/isnad.v4i02.7661

Abstract

Artikel ini berusaha mengungkapkan kitab-kitab fasalatan yang tersebar luas dan dipelajari oleh umat Islam di Jawa pada abad XX. Abad XX menjadi periode penting, saat mana teknologi cetak digunakan secara masif oleh muslim Indonesia, termasuk Jawa, untuk mencetak dan menerbitkan karya-karya tulis mereka. Salah satu karya yang banyak dicetak adalah kitab fasalatan. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari sumber-sumber primer, seperti fasalatan karya kiai Raden Asnawi (Kudus), Fasalatan Lengkap Sabil al-Najah karya Kiai Ahmad Sakhawi Amin Pekalongan, fasalatan karya Kiai Musyawwir bin Haji Anwar Purworejo, Fasalatan al-Nur al-Mubin fi Adab al-Mushallin karya Kiai Misbah Mustofa Bangilan Tuban, Fasalatan Kiai ‘Alawi Shafwan dan Syiir Fasalatan Kiai Sya’rani bin Haji Shalih Magelang. Berdasarkan analisis historis, terungkap bahwa kitab fasalatan merupakan usaha yang dilakukan oleh kiai-kiai di Jawa dalam membumikan fikih salat sesuai dengan bahasa mereka (bahasa Jawa). Penyesuaian dari bahasa Arab ke dalam bahasa Jawa merupakan bentuk vernakularisasi. Dengan cara ini, akhirnya fasalatan menjadi mudah dipahami dan memainkan peran penting dalam membimbing umat Islam di Jawa dalam melaksanakan ibadah salat yang baik dan benar. Kitab-kitab fasalatan lahir dari ketekunan kiai-kiai yang kental dengan tradisi keilmuan pesantren, sehingga tuntunan salat yang disusun sesuai dengan fikih madzab Syafii, sebagaimana fikih arus utama yang berkembang dan dilestarikan di pesantren-pesantren di Jawa.

Kata Kunci: Vernakularisasi; fasalatan; fikih salat; kitab.

Downloads

Published

2023-12-28

Citation Check