Perseteruan Memori Kolektif: Kontestasi Islam dan Politik di Tasikmalaya Pasca-Orde Baru
DOI:
https://doi.org/10.22515/dinika.v4i3.2063Abstract
Tulisan ini bertujuan memahami Islam politik pasca-Orde Baru, dengan mengambil kasus di Tasikmalaya, dari perspektif sejarah dan reaktualisasinya. Maurice Halbwachs dan Pierre Nora menyebut hal terakhir itu sebagai memori, yang dianggap antitesis sejarah. Dalam praktiknya, batas antara sejarah dan memori memang kabur atau dikaburkan. Untuk analisis di tulisan ini, dua hal tersebut diposisikan berbeda. Fokus tulisan adalah memahami sejauh mana demokrasi bekerja dalam nilai-nilai kultural setempat yang mungkin bertentangan dengan pandangan HAM liberal. Kasus Tasikmalaya ini menarik untuk diletakkan dalam konteks “komunitarianisme demokratis†dan secara lebih luas dapat digunakan untuk melihat toleransi di Indonesia dengan kacamata kerjasama antara prinsip universal HAM dan interpretasi-interpretasi agama yang berpijak pada pengalaman komunal.
Â
Kata kunci: Tasikmalaya, Islam politik, Orde Baru, Memori Kolektif
References
Habermas, Jurgen. 2008. “Notes on Post-Secular Societyâ€, New Perspective Quarterly, September.
Hadad, Toriq. 1998. Amarah Tasikmalaya: Konflik di Basis Islam (Jakarta: ISAI, 1998)
Halbwachs, Maurice. 1992. On Collective Memory. Chicago/London: The University of Chicago Press.
Hefner, Robert W. 2004. “Shariah Formalism or Democratic Communitarianism†The Islamic Resurgence and Political Theory†dalam Chua Beng Huat (ed), Communitarian Politics in Asia. London/New York: Routledge.
Hefner, Robert W. 2011. Civil Islam, terj. Jakarta: ISAI.
Menchik, Jeremy. 2006. Islam and Democracy in Indonesia: Tolerance without Liberalism. Cambridge: Cambridge University Press.
Mudzakkir, Amin. 2005. Kaum Santri Kota: Pengusaha, Perubahan Ekonomi, dan Islam di Kota Tasikmalaya, 1930-1980-an, Skripsi Jurusan Sejarah FIB UGM, Yogyakarta, 2005
Noer, Deliar. 1996. Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES.
Nora, Pierre. 1989. “Between Memory and History: Les Lieux de Mémoireâ€, Representations, No. 26, Spring, hlm. 7-24.
Sumber Wawancara
Wawancara dengan KH Tb. Miftah Fauzi, 18 Mei 2016, di Tasikmalaya.
Wawancara dengan Ust. Asep Sofyan, 23 Mei 2016, di Tasikmalaya.
Wawancara dengan KH Tb Miftah Fauzi, 18 Mei 2016, di Tasikmalaya.
Wawancara dengan Asep Deni Adnan Bumaeri, 16 Mei 2016, di Tasikmalaya.
Wawancara dengan KH Asep Maoshul Affandi, 15 Mei 2016, di Tasikmalaya.
Wawancara dengan Tatang FH, 23 Mei 2016, di Tasikmalaya.
Wawancara dengan KH Aminuddin Busthomi, 17 Mei 2016, di Tasikmalaya.
Wawancara dengan KH Tb Miftah Fauzi, 18 Mei 2016, di Tasikmalaya.
Wawancara dengan Syarif Hidayat, 21 Mei 2016, di Tasikmalaya.
Wawancara dengan KH Didi Hudaya, 11 Mei 2016, di Tasikmalaya.
Downloads
Published
Issue
Section
Citation Check
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.