Akulturasi Islam dengan Budaya Jawa dalam Kilas Balik Gunung Kemukus
Keywords:
Akulturasi, Budaya Jawa, Islam, Gunung KemukusAbstract
Eksistensi akulturasi ajaran Islam dengan kebudayaan Jawa saat ini masih berkembang. Akulturasi tersebut tumbuh tanpa menambahi makna dan tujuan dari ajaran agama Islam itu sendiri. Adapun dalam perkembangan agama Islam, kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling beriringan dan berkesinambungan. Salah satu wujud akulturasi yaitu kebudayaan yang ada di Gunung Kemukus yang berada di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Gunung Kemukus merupakan tempat peristirahatan terakhir seorang pangeran dari Kerajaan Majapahit yaitu Pangeran Samodra. Tokoh Pangeran Samodra dikenal sebagai penyebar agama Islam melalui kebudayaan Jawa seperti pertunjukan wayang . Terdapat sebuah sendang yang disebut Sendang Ontrowulan yang digunakan untuk mensucikan diri sebelum melakukan ziarah. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana akulturasi kebudayaan Jawa dengan ajaran agama Islam tanpa mengurangi dan menambahi pokok ajarannya dalam kilas balik Gunung Kemukus. Metode dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen selaku pengelola tempat ziarah, juru kunci selaku orang yang dituakan dan dianggap mengerti mengenai cerita Pangeran Samodra, dan pengunjung sekitar Gunung Kemukus yang berasal dari berbagai daerah. Guna mendukung penelitian ini penulis juga menggunakan sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung malalui perantara. Data sekunder diperoleh melalui buku literasi, catatan atau laporan historis yang telah tersusun rapi yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan, penelitian terdahulu yang terkait, dan beberapa website yang digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pertama bentuk akulturasi budaya Jawa dan agama Islam terlihat dari sejarah penyebaran agama Islam; kedua perintah mensucikan dari kotoran di Sendang Ontrowulan merupakan konsep thaharah (bersuci) dalam Islam; ketiga akulturasi budaya Jawa dan Islam dilihat dari peringatan hari sakral yang dilakukan.