Toleransi Derma Kebudayaan Pecinan di Kota Solo
Keywords:
toleransi, akulturasi, kebudayaan, Tionghoa, masyarakat SoloAbstract
Toleransi saat ini menjadi topik yang sering di kesampingkan dalam kehidupan masyarakat. Toleransi diartikan sebagai sikap menghargai sesama umat manusia tanpa membedakan ras, suku, budaya, maupun agama, baik secara individu atau kelompok. Kehidupan bermasyarakat akan selalu berdampingan dengan sikap toleransi agar tidak menimbulkan banyak perkara antar manusia. Adapun dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa yang hadir di Kota Solo menjunjung tinggi adanya toleransi. Hubungan kontak sosial serta akulturasi kebudayaan yang baik terjadi antar kebudayaan etnis Tionghoa dengan kebudayaan Jawa khususnya di Kota Solo. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana bentuk toleransi dalam Derma Kebudayaan Pecinan di Kota Solo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan kualitatif. Peneliti melakukan wawancara kepada tokoh Tionghoa serta observasi langsung ke objek yang dikaji untuk memperkuat data. Selain itu referensi lain dalam bentuk penelitian terdahulu atau artikel yang sejenis juga digunakan. Penelitian ini menunjukan bahwa adanya kontak sosial yang baik antara masyarakat Tionghoa dan masyarakat di Kota Solo. Hasil dari penelitian ini ini yaitu pertama kontribusi kebudayaan etnis Tionghoa dalam kebudayaan Jawa melalui Grebeg Sudiro, kedua toleransi dalam derma Pecinan dapat dilihat dari penampilan Barongsai yang melibatkan warga Solo dalam pementasan, ketiga bentuk toleransi dan akulturasi dapat dilihat dari corak batik yang di kawinkan dengan corak Cina, keempat bentuk akulturasi dilihat dari ragam kuliner seperti kue moho, tahok, lumpia, bakmi, onde-onde, lontong cap go meh, ronde dan masih banyak lagi akulturasi kebudayaan antara etnis Tionghoa dan etnis Jawa.