Identitas Wong Tegal: Kajian Budaya dan Estetika Resepsi Bahan Ajar Sastra Berbasis Kearifan Lokal
DOI:
https://doi.org/10.22515/tabasa.v5i01.10022Keywords:
kearifan lokal, masyarakat Tegal, Naga Dina, Gugon Tuwon, Estetika Resepsi , budaya jawa pingitanAbstract
This research aims to analyze the local wisdom of Tegal people through a literature study approach. Qualitative method was chosen to produce descriptive data. The data used are words, phrases, clauses and sentences that can be found in the poetry anthology and a description of the reception by readers obtained through an open questionnaire. The analysis of local wisdom includes several aspects, such as Naga Dina and Petungan, which are used in calculating good days for social and spiritual activities, as well as Gugon Tuwon or Pemali, which act as moral guidelines. In addition, this research also explored the role of Laku or actions carried out by Tegal people, which reflected spiritual, moral and cultural values. Traditional arts, such as wayang and folk games as well as the traditions of Jamasan and Ruwat Bumi also became an important part of the cultural identity of the Tegal community. All of these aspects not only shaped the character of Tegal people but also maintained social, natural and spiritual balance in daily life. The results of this research can be used as teaching media in high schools and universities.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kearifan lokal masyarakat Tegal melalui pendekatan studi pustaka. Metode kualitatif dipilih untuk dapat menghasilkan data deskriptif. Data yang digunakan adalah kata-kata, frasa, klausa dan kalimat yang dapat ditemukan dalam antologi puisi dan deskripsi resepsi oleh pembaca yang diperoleh melaui angket terbuka. Analisis kearifan lokal tersebut mencakup beberapa aspek, seperti Naga Dina dan Petungan, yang digunakan dalam penghitungan hari baik untuk kegiatan sosial dan spiritual, serta Gugon Tuwon atau Pemali, yang berperan sebagai pedoman moral. Selain itu, penelitian ini juga menggali peran Laku atau perbuatan yang dijalankan oleh masyarakat Tegal, yang mencerminkan nilai-nilai spiritual, moral dan budaya. Kesenian tradisional, seperti wayang dan permainan rakyat serta tradisi Jamasan dan Ruwat Bumi juga menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Tegal. Keseluruhan aspek tersebut tidak hanya membentuk karakter masyarakat Tegal tetapi juga menjaga keseimbangan sosial, alam, dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai media ajar di sekolah menengah maupun perguruan tinggi.
Downloads
References
Allen, C. (1988). Louis Rossenblat and Theories of Reader Responses (online). www.hutmu.edu/reader/online/20/intro.20.htm.
Andi, S. K. (2005). Kabupaten Tegal Pesona Alam, Wisata, Industri dan Perdagangan (Seribu Pesona Pantai Utra). Tegal: Media Post.
Barker, Ch. (2006). Cultural Studies. Terjemahan Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Bratawijaya, T.W. (1997). Mengungkp dan Mengenal Budaya Jawa. Jakarta: Pradya Prawita.
Damono, S. D. (1999). Politik Ideologi dan Sastra Hibrid. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Herusatoto, B. (2008). Banyumas: Sejarah, Budaya, Bahasa dan Watak. Yogyakarta: LkiS.
Iqbal, M. N. (2022). Etnografi Budaya Pesantren pada Novel Perempuan Berkalung Sorban dan Novel Kambing dan Hujan. Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pengajarannya, 3(01), 29–44. https://doi.org/10.22515/tabasa.v3i01.3972
Iser, W. (1987). The Act of Reading. Baltimore and London: The Johns Hopkins University Press.
Jauss, H. R. (1983). Toward and Aesthetic of Reception. Diterjemahkan Timothy Bahti. Mineapolis: University of Minnesota Press.
Junus, U. (1985). Resepsi Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Koentjaraningrat. (1980). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Koentjaraningrat. (2004). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Kuntowijoyo. (2006). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Luxemburg, J. Dkk. (1989). Pengantar Ilmu Sastra. Diterjemahkan Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.
Miles dan Huberman. (1984). Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. Baverly Hills, CA: Sage Publications.
Moleong, L. J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.
Pradopo, R.D. (2007). Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahmawati, D. (2021). Nilai-Nilai Sosial dan Budaya dalam Tradisi Mantu Poci di Kota Tegal Jawa Tengah (KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA). Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pengajarannya, 2(2), 1–18. https://doi.org/10.22515/tabasa.v2i2.3852
Sari, I. A. (2021). Pendidikan Karakter Kumpulan Cerpen Transit Karya Seno Gumira Ajidarma dan Implikasinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMA. Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pengajarannya, 1(2), 187–210. https://doi.org/10.22515/tabasa.v1i2.2691
Setiawan, K. E. P., Wahyuningsih, & Kasimbara, D. C. (2021). Makna Simbol-Simbol dalam Kumpulan Puisi Mata Air di Karang Rindu Karya Tjahjono Widarmanto. Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pengajarannya, 2(2), 39–64. https://doi.org/10.22515/tabasa.v2i2.3943
Teeuw, A. (1983). Tergantung Pada Kata. Jakarta: Pustaka Jaya.
Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
Teeuw, A. (2003). Sastra dan Ilmu Sastra (cet. III). Jakarta: Pustaka Jaya.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2024 Vani Indra Pramudianto, Ratino, Bhayu Anggita Subarkah, Mashudi, Onok Yayang Pamungkas
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
This ejournal system and its contents are licensed under
a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License