MAKNA SIMBOL-SIMBOL DALAM KUMPULAN PUISI MATA AIR DI KARANG RINDU KARYA TJAHJONO WIDARMANTO

Authors

  • kodrat eko putro setiawan Universitas PGRI Madiun, Indonesia
  • wahyuningsih wahyuningsih Universitas PGRI Madiun, Indonesia
  • Devi Cintia Kasimbara Universitas PGRI Madiun, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22515/tabasa.v2i2.3943

Keywords:

Semiotik, sastra , puisi, simbol

Abstract

Penelitian ini membahas kumpulan puisi Mata Air Di Karang Rindu karya Tjahjono Widarmanto menggunakan pendekatan semiotika. Pendekatan ini merupakan upaya mengungkap tanda yang terdapat dalam kumpulan puisi berupa simbol. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan simbol budaya dan simbol sastra. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data: mengumpulkan, membaca, dan mempelajari buku yang berhubungan dengan penelitian. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa terdapat simbol budaya yang meliputi bahasa, benda, warna, dan tindakan. Simbol sastra berupa citra penglihatan, gerak, dan pendengaran. Simbol bahasa digunakan untuk menampilkan istilah-istilah dalam mempertegas dan memperjelas sifat religius. Simbol bahasa juga mengandung amanat selalu mengingat kematian yang pasti akan dialami semua makhluk hidup. Simbol sastra berupa citraan digunakan untuk mengimajinasikan kematian sehingga pembaca memiliki gambaran dalam pikirannya tentang proses kematian yang menjadi ketetapan dari Tuhan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdul, J. Q. (2014). Rahasia Segala Rahasia Intiasari Pemikiran Sufistik. Yogyakarta: Fatiha Media.

Aminuddin. (2000). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Anwar, H. (1996). Risalah Doa dan Zikir. Surabaya: Amelia.

Departemen Agama, R. (2014). Al-quran dan Terjemahannya. Bandung: PT Syamil Cipta Media.

Derrida, J. (2002). Dekonstruksi Spiritual: Merayakan Ragam Wajah Spiritual. Diterjemahkan oleh Agus Firmansyah. Yogyakarta:Jalasutra.

Endraswara, S. (2003). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Endraswara, S. (2013). Teori Kritik Sastra Prinsip, Falsafah, dan Penerapan (1st ed.). Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service.

Kasnadi, & Sutejo. (2010). Kajian Prosa Kiat Menyisir Dunia Prosa. Ponorogo: P2MP Spectrum.

Mulyadi, Y., Andriyani, A., & Fajwah, M.A. (2016). Intisari Sastra Indonesia untuk SMP dan SMA. Bandung: Yrama Widya.

Moleong J Lexy. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rasyad. (2008). Intervensi Komunitas: Pembangunan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Ratna, I. N. K. (2009). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme: Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Siswantoro. (2010). Metode Penelitian Sastra: Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setiawan, K.E.P. (2014). Analisis Semiotik Kumpulan Puisi Mata Air Di Karang Rindu Karya Tjahjono Widarmanto. Sripsi.STKIP PGRI Ngawi.

Sukatman. (2009). Butir-butir Tradisi Lisan Indonesia Pengantar Teori dan Pembelajarannya. Yogyakarta: Laksbang Pressindo.

Sutardjo Imam. (2012). Kajian Budaya Jawa. Surakarta: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tanpoaran. (1997). Sangkan Paraning Dumadi. Surabaya: Yayasan Djojo Bojo bekerja sama dengan Paguyuban Sosrokartanan Surabaya.

Teeuw A. (1989). Tergantung Pada Kata. Jakarta: Sinar Harapan.

Widarmanto, T. (2013). Sekumpulan Puisi Mata Air Di Karang Rindu. Sidoarjo: Satukata book@rtPubliser.

Downloads

Published

2021-12-31

How to Cite

setiawan, kodrat eko putro, wahyuningsih, wahyuningsih, & Kasimbara, D. C. (2021). MAKNA SIMBOL-SIMBOL DALAM KUMPULAN PUISI MATA AIR DI KARANG RINDU KARYA TJAHJONO WIDARMANTO. Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pengajarannya, 2(2), 39–64. https://doi.org/10.22515/tabasa.v2i2.3943

Issue

Section

Articles

Citation Check