MAKNA PUISI SEBERKAS MAWAR DI LANGIT GERHANA KARYA BABA DIN PADANG RU: KAJIAN SEMIOTIK

Authors

  • Islahuddin Islahuddin Fatoni University, Thailand
  • Ku-Ares Tawandorloh Fatoni University, Thailand
  • Abdulrahman Jehtae Fatoni University, Thailand

DOI:

https://doi.org/10.22515/tabasa.v3i01.5080

Keywords:

significance, hereustics, hermeneutics, matrix, hypogram, makna, hereustik, hermeneutik, matriks, hipogram

Abstract

Seberkas Mawar di Langit Gerhana is a poetry by Baba Din Padang Ru Patani, Thailand. The poetry contains deep meaning in every stanza of the poetry. This study aims to describe the meaning in the poetry Seberkas Mawar di Langit Gerhana by Baba Din Padang Ru with a semiotic approach. The source of the research data is the poetry Seberkas Mawar di Langit Gerhana by Baba Din Padang Ru. The data collection technique is done by reading and recording techniques. The data analysis technique used is descriptive qualitative with semiotic scientific references. The results show that the meaning of the poetry Seberkas Mawar di Langit Gerhana is a speck of hope in the midst of suffering. The matrix in the poetry Seberkas Mawar di Langit Gerhana is the hope for a better life. Meanwhile, the hypogram of the poetry Seberkas Mawar di Langit Gerhana is a reflection of Patani's past and present condition. In addition, the results of the research show that the poetry Seberkas Mawar di Langit Gerhana by Baba Din Padang Ru is the result of the author's expression of the life he experiences and the delivery of the conditions of the Patani people with dense, beautiful, and meaningful language.

 

Seberkas Mawar di Langit Gerhana merupakan puisi karya Baba Din Padang Ru Patani, Thailand. Puisi tersebut mengandung makna yang mendalam dalam setiap baitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna dalam puisi Seberkas Mawar di Langit Gerhana karya Baba Din Padang Ru dengan pendekatan semiotik. Sumber data penelitian adalah puisi Seberkas Mawar di Langit Gerhana karya Baba Din Padang Ru. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pembacaan dan pencatatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan referensi keilmuwan semiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna puisi Seberkas Mawar di Langit Gerhana, yaitu setitik harapan di tengah penderitaan. Adapun matriks dalam puisi Seberkas Mawar di Langit Gerhana, yaitu harapan hidup lebih baik. Sementara itu, hipogram puisi Seberkas Mawar di Langit Gerhana merupakan kondisi Patani pada masa lalu dan masa kini. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa puisi Seberkas Mawar di Langit Gerhana karya Baba Din Padang Ru merupakan hasil ekspresi pengarang terhadap kehidupan yang dialaminya dan penyampaian kondisi masyarakat Patani dengan bahasa yang padat, indah, dan penuh makna.

References

Bradley, F. (2009). Moral Order in a Time of Damnation: The "Hikayat Patani" in Historical Context. Journal of Southeast Asian Studies, 40(2), 267-293. Retrieved March 14, 2021, from http://www.jstor.org/stable/27751564.

Chapakia, A. O. (2002). Politik dan Perjuangan Masyarakat Islam di Selatan Thailand 1902-2002. Bangi: Universiti Kebangsaaan Malaysia.

Dewan Bahasa dan Pustaka. (2010). Kamus Dewan Edisi Keempat. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Fathy Al-Fatani, A. (2012). Dilema Basa Yawi di Selatan Thai: Antara Kesetiaan Bahasa dan Cabaran Semasa. Jurnal Melayu (9), 99-112.

Fikri, S. & Yusoh, Y. (2020). Kebangkitan Dakwah Islam di Patani Selatan Thailand. Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan, 2(2), 303-324.

Saleh, H. & Hawa, S. (2010). Hikayat Patani. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Hamdani, H. (1988). Konsep dan Pendekatan Sastera. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia.

Islahuddin, Tawandorloh, K., & Chema, A. (2020). Konflik Sosial dalam Hikayat Patani. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 13(2), 198–215. DOI: http://dx.doi.org/10.30651/st.v13i2.5026.

KBBI. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Koch, M. (1977). Patani and the Development of a Thai State. Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, 50(2 (232)), 69-88. Retrieved March 14, 2021, from http://www.jstor.org/stable/41492172.

Mania. (2019). Perkembangan Sosial Islam di Thailand. Al Ma'arief: Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya, 1(1), 44-54.

Islahuddin, Tawandorloh, K., Hama, R., & Chapakia, F.. (2020). Transformasi dalam Novel Ratu-Ratu Patani Karya Isma Ae Mohamad: Kajian Intertekstual Julia Kristeva. BAHASTRA, 40(1), 20-28. DOI: http://dx.doi.org/10.26555/bahastra.v40i1.14960.

Mutianingtyas, I. (2021). Semiotika dalam Syair Aho Segala Kita Yang Bernama Insan Karya Hamzah Fansuri. Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya, 1(2), 125–146. https://doi.org/10.22515/tabasa.v1i2.2655.

Nasir, M. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nik Mahmud, Nik Anwar. (1999). Sejarah Perjuangan Melayu Patani 1785-1954. Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia.

Padang, R. & Din, B.. (2015). Seberkas Mawar di Langit Gerhana. Patani: Dewan Bahasa dan Pustaka Melayu Thailand SBPAC.

Pradopo, R. D. (1994). Prinsip-prinsip Kritikan Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Putri, N. P. (2021). Semiotik Roland Barthes pada Cerpen Tunas Karya Eko Tunas dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya, 1(2), 249–268. https://doi.org/10.22515/tabasa.v1i2.2648.

Ratih, R. (2013). Sajak “Tembang Rohani” Karya Zawawi Imron Kajian Semiotik Riffaterre. Kajian Linguistik dan Sastra, 25(1), 92-107. DOI: 10.23917/kls.v25i1.88

Ratna, N. K. (2004). Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riffaterre, M. (1987). Semiotics of Poetry. Bloomington-London: Indiana University Press.

Satha-Anand, C. (1993). Kru-ze: A Theatre for Renegotiating Muslim Identity. Sojourn: Journal of Social Issues in Southeast Asia, 8(1), 195-218. Retrieved March 14, 2021, from http://www.jstor.org/stable/41035733.

Setiawan, K. E. P., Wahyuningsih, & Kasimbara, D. C. (2021). Makna Simbol-Simbol dalam Kumpulan Puisi “Mata Air di Karang Rindu” Karya Tjahjono Widarmanto. Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya, 2(2), 39–64. https://doi.org/10.22515/tabasa.v2i2.3943.

Siswantoro. (2014). Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suhrke, A. (1977). Loyalists and Separatists: The Muslims in Southern Thailand. Asian Survey, 17(3), 237-250. DOI:10.2307/2643498.

Sulong, K. & Machali, I. (2016). Dampak Konflik dan Resolusi Konflik Terhadap Sistem Pendidikan Agama Islam di Sekolah Songserm Islam Seksa Patani, Thailand Selatan. Jurnal Ulul Albab, 17(2), 147-162. DOI: https://doi.org/10.18860/ua.v17i2.3546.

Syukri, I. (1985). History of the Malay Kingdom of Patani (translated by Conner Bailey and Jhon N. Miksic). Athens: Ohio University Press.

Teeuw, A. (1983). Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wicaksono, A. (2014). Menulis Kreatif dan Beberapa Model Pembelajarannya. Yogyakarta: Garudhawaca.

Yock, F. L. (2011). Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Downloads

Published

2022-08-19

How to Cite

Islahuddin, I., Ku-Ares Tawandorloh, & Abdulrahman Jehtae. (2022). MAKNA PUISI SEBERKAS MAWAR DI LANGIT GERHANA KARYA BABA DIN PADANG RU: KAJIAN SEMIOTIK. Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pengajarannya, 3(01), 1–17. https://doi.org/10.22515/tabasa.v3i01.5080

Issue

Section

Articles

Citation Check