Perspektif Mata Najwa dalam Episode “Kenapa Kita Butuh Komika”: Kajian Linguistik Kritis

Authors

  • Sitiaminataz Zuhriyah Universitas Negeri Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22515/tabasa.v3i02.6118

Keywords:

Mata Najwa, Narasi TV berbasis Youtube,, Linguistik Kritis, Youtube-based TV Narration, Comics and Critical Linguistics

Abstract

Youtube content with the title “Why We Need Komika” is Narasi's weekly content containing satirical reflections, criticism and various informative matters. This study aims to look at the perspective of comics in assessing social phenomena, especially on issues of government policy systems with critical linguistic studies. The data source in this study is a video from a YouTube content called Narasi TV owned by Najwa Shihab. The results of the study show that the comic perspective in doing stand-up comedy is the result of reflection as well as satire aimed at elite government officials who often enjoy luxury state facilities but are not swift in dealing with various problems that exist in society. In addition, the results of the study show that comics want to show the condition of Indonesia which is not doing well through images of official imagery from the humor presented by comics.

 

Konten Youtube yang mengangkat judul “Mengapa Kita Butuh Komika” merupakan konten mingguan Narasi yang mengandung refleksi sindiran, kritikan dan berbagai hal yang bersifat informatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perspektif komika dalam menilai fenomena sosial khususnya pada masalah sistem kebijakan di pemerintahan dengan kajian linguistik kritis. Sumber data dalam penelitian ini adalah video dari konten Youtube bernama Narasi TV milik Najwa Shihab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perspektif komika dalam melakukan stand up komedi merupakan hasil refleksi juga sindiran yang ditujukan kepada pejabat elit pemerintahan yang kerap kali menikmati fasilitas mewah negara namun tidak sigap dalam menangani berbagai masalah yang ada di masyarakat. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa komika ingin memperlihatkan kondisi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja lewat gambaran pencitraan pejabat dari humor yang dibawakan komika.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Crystal, D. (2008). A Dictionary of Linguistics and Phonetics (6th ed.).

Chew, P. G. L. (1992). Critical Linguistics and its Implications for Teaching (2nd ed.). National Institute of Education.

Djajasudarma, T. F. (2010). Metode Linguistik. Refika Aditama.

Fairclough, N. (1997). Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language. Longman.

Flower, R. (1986). Linguistic Criticism. Oxford University Press.

Halliday, M. (1994). An Introduction to Functional Grammar. Edward Arnold.

Halim, R. (2012). Linguistik Kritis dan Analisis Teks: Suatu Cadangan Penelitian. Pusat Pengajian Pendidikan Dan Bahasa Modern.

Moleong, L. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Sadiman, A.S., dkk. (2002). Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada.

Santoso, A. (2008). Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Analisis Wacana Kritis. Bahasa Dan Seni, 36(1).

Downloads

Published

2023-05-27

How to Cite

Zuhriyah, S. (2023). Perspektif Mata Najwa dalam Episode “Kenapa Kita Butuh Komika”: Kajian Linguistik Kritis. Tabasa: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pengajarannya, 3(02), 152–163. https://doi.org/10.22515/tabasa.v3i02.6118

Issue

Section

Articles

Citation Check