Ana’u Sengkatau Praktik Toleransi Beragama di Perbatasan Indonesia-Filipina

Authors

  • Sunandar Macpal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, Indonesia
  • Irwan Abdullah Universitas Gadjah Mada, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22515/shahih.v4i1.1514

Keywords:

ana’u senkatau, religion intolerance, border land, local knowledge

Abstract

This research aims to elaborate on the concept of ana’u senkatau, which is understood and implied by Kawaluso society to prevent tolerance among religious society. The research employs ethnography method as apart of the qualitative approach. To collect the data, this research observes the phenomenon within in-depth interview. The result shows ana’u senkatau concept, in fact, it has existed in Sangihe before the religions come in. The existence of religion allows ana’u senkatau concept, and the religious institutions, altogether with the society, maintains the concept. The ana’u senkatau concept has been similar to a family clan that becomes center for social services such as marriage control, distribution inherits land, and workmanship farm. In other words, ana’u senkatau concept becomes a solution for reducing intolerance among religions.

References

Adeney, B. R. (2012). Mengelola Keragaman di Indonesia, Agama dan Isu-usu Globalisasi, Kekerasan, Gender, dan Bencana di Indonesia. Bandung: Mizan.

Arifin, S. (2015). Studi Islam Kontemporer. Malang: Kelompok Intrans Publishing.

Arifuddin, I. (2010). Refleksi Pola Kerukunan Umat Beragama (Fenomena Keagamaan di Jawa Tengah, Bali dan Kalimantan Barat). Jurnal Analisa, XVII(01), 175–186.

Attabik, & Sumiarti. (2008). Pluralisme Agama, Studi tentang Kearifan Lokal di Desa Karangbenda Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. Jurnal Penelitian Agama, 9, 271–291.

Aturan Adat untuk Orang-orang Masehi Bumiputera di Pulau-Pulau Sangihe, 1932 Pasal 25 ayat a dan b. (1932).

Christian, & Macpal. (2012). Pengetahuan Lokal Masarakat Pulau Kecil di Kendahe dalam Membangun Ketahanan Masyarakat Untuk mengurangi bahaya Hidrometeorologis dan Dampak Perubahan Iklimâ€, Laporan Riset Aksi Partisipatifâ€. Yogyakarta: Bingkai Indonesia.

Faridah, I. F. (2013). Toleransi Antarumat Beragama Masyarakat Perumahan. Jurnal Komunitas, 5(1), 14–25.

Nadlir, M. (2018). Setara Institute: Angka Pelanggaran Kebebasan Beragama Tahun 2017 Turun. Retrieved from http://setara-institute.org/setara-institute-angka-pelanggaran-kebebasan-beragama-tahun-2017-turun/

Nazmuddin. (2017). Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama dalam Membangun Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Journal of Government and Civil Society, 1(1), 23–39.

Rochmanudin. (2018). Kasus Intoleransi dan Kekerasan Beragama Sepanjang 2018. Retrieved from https://www.idntimes.com/news/indonesia/rochmanudin-wijaya/linimasa-kasus-intoleransi-dan-kekerasan-beragama-sepanjang-2/full

Scott, J. (2000). Senjatanya Orang-Orang Kalah. Yogyakarta: Yayasan Obor.

Suhendra, & Alhafiz. (2017). Yenny Wahid: Tahun 2016 Kasus Kekerasan Beragama Meningkat. Retrieved from http://www.nu.or.id/post/read/75785/yenny-wahid-tahun-2016-kasus-kekerasan-beragama-meningkat

Ulaen, A. J. (2003). Nusa Utara dari Lintasan Niaga ke Daerah Perbatasan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Downloads

Published

2019-06-10

How to Cite

Macpal, S., & Abdullah, I. (2019). Ana’u Sengkatau Praktik Toleransi Beragama di Perbatasan Indonesia-Filipina. SHAHIH: Journal of Islamicate Multidisciplinary, 4(1), 49–56. https://doi.org/10.22515/shahih.v4i1.1514

Issue

Section

Articles

Citation Check