Difraksi pada Laser: Tafsir atas “Cahaya di atas Cahaya”?

Authors

  • Muslimah Susilayati Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22515/shahih.v1i2.332

Keywords:

Diffraction, material (hissi), Light upon Light, photonics, laser.

Abstract

This study tries to provide an overview on the laser diffraction process which is closely correlated to hissi meaning of phrase “Light upon Light” in QS. An-Nur verse 35 through orthopraxy study. When light is passed through a very tiny hole, a process of diffraction can be occurred. In diffraction phenomenon, the white light will be separated according to the wavelength that is mejikuhibiniu. Based on Huygens principle, each light will be a new light source. In physics, the process of forming a new light source of the previous light source is called as "Light upon Light". A study result related to optics and optical engineering (photonics), especially those related to photons particles in the electromagnetic spectrum placed in an impenetrable hole in which there is a light source in the glass, causing the light is focused so that it has tremendous benefits, like the light of laser.

 

Kajian ini berusaha untuk memberikan gambaran proses difraksi pada laser yang sangat terkait dengan makna hissi dari frasa “Cahaya di atas cahaya” yang terdapat pada QS. An-Nur ayat 35 melalui studi ortopraksi. Ketika cahaya dilewatkan pada sebuah lubang yang sangat kecil, maka dapat terjadi proses difraksi. Pada peristiwa difraksi, cahaya yang berwarna putih akan diuraikan sesuai dengan panjang gelombangnya, yaitu mejikuhibiniu. Berdasarkan prinsip Huygens, masing-masing cahaya tersebut akan menjadi sumber cahaya baru. Secara fisika, proses pembentukan sumber cahaya baru dari sumber cahaya sebelumnya tersebut yang dimaksud dengan “Cahaya di atas cahaya”. Sebuah hasil kajian yang berkaitan dengan optik dan rekayasa optik (fotonika), terutama yang berhubungan dengan partikel foton dalam spectrum elektromagnetik yang ditempatkan dalam sebuah lubang yang tak tembus yang didalamnya ada sumber cahaya di dalam kaca, menyebabkan cahaya tersebut terfokus sehingga memiliki manfaat luar biasa, seperti cahaya pada laser.

References

Bakri, Syamsul. 2014. “Pendekatan-pendekatan dalam Islamic Studies”. DINIKA Journal of Islamic Studies 12, 1.

Bueche Frederick J dan Eugene Hecht, 2006, Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.

Purwanto, Agus. 2015. Nalar Ayat-ayat Semesta, Bandung: Mizan.

Shihab, M. Quraish. 2011. Dia di mana-mana: “tangan” tuhan di balik setiap fenomena, Jakarta: Lentera Hati.

Tim Al-Mizan. 2011. Al-‘Alim Al-Qur’an Dan Terjemahannya Edisi Ilmu Pengetahuan, Cetakan ke-10, Bandung: PT. Mizan Bunaya Kreativa.

Tim, Tafsir Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2012. Tafsir Ilmi Manfaat Benda-benda langit dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.

http://amateur-physics.blogspot.co.id/ [diakses pada 29 Juni 2016]

http://id.noblequran.org/ [diakses pada 26 Juni 2016]

http://www.ayo-sekolahfisika.com/2015/11/prinsip-huygens-difraksi-cahaya.html [diakses pada 29 Juni 2016]

http://www.yohanessurya.com/download/penulis/Teknologi_18.pdf diakses pada 29 Juni 2016

https://id.wikipedia.org/

Downloads

Published

2016-12-30

How to Cite

Susilayati, M. (2016). Difraksi pada Laser: Tafsir atas “Cahaya di atas Cahaya”?. SHAHIH: Journal of Islamicate Multidisciplinary, 1(2), 193–205. https://doi.org/10.22515/shahih.v1i2.332

Issue

Section

Articles

Citation Check