Mencari Formulasi Baru antara Agama dan Sains: Refleksi Etis atas Kasus Bank Sperma

Authors

  • Mibtadin Mibtadin PSAP Surakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22515/shahih.v1i2.404

Keywords:

Religion, Science, Sperm Bank and Artificial Insemination

Abstract

The emergence of a sperm bank with its effects becomes the topics that are strictly discussed by religion and science, and there is no common ground. The religion with its text power as a justification forced of science. The conflict between the religion and science related to the sperm bank occurred since there are no clear boundaries among them.  The existence of the sperm bank basically becomes a necessity for those with special needs, for instance to continue the descendant, under a certain condition, as the objective to keep human from extinction. The sperm bank as a form of representation of biotechnology advance should not be impacted with the religious values, because the sperm bank itself is not free from the values, then the religion and science is able to cooperate to bring people to the better life conception in which the knowledge is reinforced by the religious morality. The harmonious relations will be materialized if the science and religion is able to keep their egos not to overthrow; otherwise both of them have to be interrelated each other.

 

Kemunculan bank sperma dengan berbagai efeknya menjadi diskursus yang secara ketat dibicarakan oleh agama dan sains, serta belum ada titik temu. Agama dengan kekuatan teks sebagai kekuatan justifikasi pada sains. Konflik antara agama dan sains terkait bank sperma terjadi karena tidak jelasnya batas-batas diantara keduanya. Keberadaan bank sperma pada dasarnya menjadi kebutuhan bagi mereka yang berkebutuhan khusus, misalnya untuk menyambung generasi, dengan catatan dalam kondisi tertentu, sebagaimana tujuannya untuk menjaga manusia dari kemusnahan. Keberadaan bank sperma sebagai bentuk representasi kemajuan bioteknologi tidak seharusnya dibenturkan dengan nilai-nilai agama, karena keberadaan bank sperma sendiri tidak bebas dari nilai, maka agama dan sains bisa bekerja sama untuk membawa manusia pada konsepsi kehidupan yang lebih baik dimana keberadaan pengetahuan dikuatkan dengan moralitas agama. Relasi yang harmonis ini akan bisa terwujud selama sains dan agama mampu menjaga ego masing-masing untuk tidak saling menjatuhkan, malah sebaliknya keduanya harus saling tegur sapa.  

 

 

References

Abdul Qadim, Zallum. 2007. Beberapa Problem Kontemporer Dalam Pandangan Islam. Bandung: Pustaka Ilmu.

Abdullah, M. Amin. 2004.”Etika Tauhidik Sebagai Dasar Kesatuan Epistemologi Keilmuan Umum dan Agama: Dari Paradigma Positivistik-Sekjularistik ke Arah Teoantroposentrik-Integralistik.” Dalam Integrasi Sains Islam Mempertemukan Epistemologi Islam dan Sains, M. Amin Abdullah, dkk. Yogyakarta: Pilar Relegia dan SUKA Press.

Ashley OP, Benedict M. dan Kevin D. O’Rourke OP. 1997. Health Care Ethics: A Theological Analysis, 4th Edition, Washington, D.C: Georgetown University Press.

Bagir, Zainal Abidin. dkk. 2005. Integrasi Ilmu dan Agama Interpretasi dan Aksi. Bandung: Mizan.

Barbour, Ian G. 2000. Juru Bicara Tuhan: Antara Sains dan Agama. Terj. oleh E.R. Muhammad. Bandung: Mizan

Barbour, Ian G. 2002. When Science Meets Relegion: Enemies, Strangers, or Partuers? terj. E.R. Muhammad, Juru Bicara Tuhan antara Sains dan Agama. Bandung: Mizan.

Borgias, Fransiskus. 2004. Perjumpaan Sains dan Agama, dari Konflik ke Dialog. Bandung: Mizan.

Bunyamin, Asep. 2006. “Saling Hormat Agama dan Sains”: http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/ 2013/01/05/ renungan_jumat.htm, akses, sabtu 6/5/2006, jam.10.00.

Haasan, M. Ali. 2000. Masail Fiqhiyah Al Haditsah: Masalah-masalah Kontemporer Hukum Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Heriyanto, Dadang. 2000. 30 Tahun Cukup: Keluarga dan Hak Konsumen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Ilahi, Fadhel. 2004. Zina dan Problematika dan Solusinya. Jakarta: Qisthi Press.

Iqbal, Muhammad. 1976. Rahasia-Rahasia Pribadi. terj. Bahrun R. Jakarta: Bulan Bintang.

Iqbal, Muhammad. 1981. The Reconstruction of Religious Thought in Islam. New Delhi: Kitab Bhavan.

Mahjuddin. 2003. Masailul Fiqhiyah: Berbagai Kasus yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini. Jakarta: Pustaka Buku.

Martin & Schinzinger. 1994. Etika Rekayasa. Jakarta: Gramedia.

Qardhawi, Yusuf. 1994. Al-Hady al-Islam: Fatwa al-Mu’shirah. terj. Bandung: Pustaka Hidayah.

Sa’idah, Azizah Ummu. 2001. Terhina Karena Zina. Jakarta: Gema Insani Press.

Salim HS. 1993. Bayi Tabung: Tinjauan Aspek Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Smith, Huston. 2003. Why Religion Matters. terj. Ajal Agama di Tengah Kedigdayaan Sains?, Bandung: Mizan Pustaka.

Syalthut, Mahmud. tt. Al-Fatwa. Mesir: Darul Qalam.

Yanggo, Chuzaimah T. dan Hafid Anshary AZ. 1995. Problematika Hukum Islam Kontemporer. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Zainab, Siti. dkk. tt. Anotasi 50 Buku Penguatan Hak Reproduksi Perempuan. Jakarta: Yayaysan Sejahtera Fatayat.

Zuhdi, Masjfuk. 1988. Masail Fiqhiyyah. Jakarta: CV. Haji Masagung.

http://gempurserkamdarat.blogspot.com/2013/04/bank-sperma-apakah-ukuran-sensitiviti.html, diakses pada tanggal 28 April 2013.

http://www.mazelabs.com/MLcryobanking.htm, diakses pada tanggal 28 April 2013.

http://www.mengenalsex.com/2013/20/04/komposisi-dan-khasiat-sperma-untuk-tubuh.

Downloads

Published

2016-12-30

How to Cite

Mibtadin, M. (2016). Mencari Formulasi Baru antara Agama dan Sains: Refleksi Etis atas Kasus Bank Sperma. SHAHIH: Journal of Islamicate Multidisciplinary, 1(2), 125–136. https://doi.org/10.22515/shahih.v1i2.404

Issue

Section

Articles

Citation Check